Belakangan ini banyak sekali
kasus-kasus penipuan secara online yang ditangkap oleh polisi. Bisnis secara
online memang mempermudah para pelaku penipuan dalam melakukan aksinya, karena
mereka tidak bertemu secara langsung dengan pembelinya. Paling banyak ditemui
dalam kasus penipuan ini adalah penipuan dengan menggunakan akun facebook.
Penipuan dengan modus penjualan handphone dan elektronik via online marak di FB
akhir akhir ini, dengan mengaku barang BM ( Black Market ) dari Batam serta
harga yang jauh lebih murah dari harga pasaran membuat banyak orang tertarik
untuk memesan barang yang ditawarkan, rasanya media harus segera memblow-up
kasus ini sehingga masyarakat lebih banyak yang mengetahui bahwa ada penipuan
berkedok penjualan handhone dan elektronik di FB dan untuk lebih berhati hati
dalam bertransaksi online lebih lebih jika harga yang ditawarkan mencurigakan.
Penipuan dalam bisnis online
tidak hanya terjadi kepada pembeli (customer) tetapi juga dapat terjadi kepada
penjual seperti Chandra Setiawan, seorang pemilik online shop GudangBajuTidur.co.id yang pernah
sekali mengalami penipuan. Meski hanya tertipu sekali, Chandra mengaku dirinya
sangat sering menghadapi orang-orang yang bermaksud menipunya.
"Pertama kali tertipu, saya
memang dikejar-kejar sama customer itu. Katanya dia buru-buru butuh barangnya.
Orang itu memberikan kartu transfer palsu, karena dulu masih belum ada
pengalaman ya saya percaya kalau dia sudah transfer. Langsung kita kirim, eh
ternyata bukti transfernya fiktif", cerita Chandra.
Lelaki yang pernah bekerja di China ini kemudian berbagi pengalaman untuk menghindari penipuan kepada Merdeka.com. "Untuk menghadapi penipuan, kita memang harus teliti dan hati-hati. Jangan mudah percaya pada customer yang ngakunya sudah transfer dan bahkan punya bukti transferan. Modus seperti ini sudah banyak. Yang kedua, kalau ada customer suka mara-marah, minta barangnya dikirim cepet, Anda juga harus waspada karena pada dasarnya orang yang niat beli di online shop sudah tahu kalau barangnya butuh beberapa waktu untuk datang. Jadi mereka pasti lebih sabar", terang Chandra.
Menurut Chandra, modus penipuan di online shop kini sudah sangat canggih, sehingga sebagai orang yang berkecimpung di dalamnya, Anda mungkin perlu juga berhati-hati. "Banyak mbak modusnya. Kadang ngakunya barang yang sampai ada yang kurang. Kami nggak tanggung jawab, tapi ekspedisi yang mengganti. Nah, kan kasihan itu ekspedisinya. Tapi bagusnya dari situ kami dan ekspedisi akhirnya sama-sama memperbaiki sistem kami", lanjut Chandra.
Lelaki yang pernah bekerja di China ini kemudian berbagi pengalaman untuk menghindari penipuan kepada Merdeka.com. "Untuk menghadapi penipuan, kita memang harus teliti dan hati-hati. Jangan mudah percaya pada customer yang ngakunya sudah transfer dan bahkan punya bukti transferan. Modus seperti ini sudah banyak. Yang kedua, kalau ada customer suka mara-marah, minta barangnya dikirim cepet, Anda juga harus waspada karena pada dasarnya orang yang niat beli di online shop sudah tahu kalau barangnya butuh beberapa waktu untuk datang. Jadi mereka pasti lebih sabar", terang Chandra.
Menurut Chandra, modus penipuan di online shop kini sudah sangat canggih, sehingga sebagai orang yang berkecimpung di dalamnya, Anda mungkin perlu juga berhati-hati. "Banyak mbak modusnya. Kadang ngakunya barang yang sampai ada yang kurang. Kami nggak tanggung jawab, tapi ekspedisi yang mengganti. Nah, kan kasihan itu ekspedisinya. Tapi bagusnya dari situ kami dan ekspedisi akhirnya sama-sama memperbaiki sistem kami", lanjut Chandra.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar